BAGAIMANA SISTEM PENDIDIKAN JIKA MUNCUL MEKANIKA PARSIAL
by Diani Metasari
Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen.
Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan),
instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya,
kependudukan, politik dan keamanan).
Analisis sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk
memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan
efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita
dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus
memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam maslah pendidikan
yang akan dipecahkan.
Saling hubungan antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang
baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan
sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan
secra fungsional dengan komponen lain.
Pendidikan (sistem
pendidikan) berada dalam suatu supra sistem, yaitu masyarakat. Selain
sistem pendidikan, di dalam masyarakat terdapat pula berbagai sistem
lainnya seperti: sistem ekonomi, sistem politik, sistem petahanan dan
keamanan, dll. Karena sistem pendidikan merupakan sistem terbuka, maka
sistem pendidikan mengambil masukan (input) dari masyarakat dan
memberikan hasilnya/luaran (out put) kepada masyarakat. Sistem
pendidikan memiliki ketergantungan kepada sistem-sistem lainnya, dan
terdapat saling hubungan atau saling pengaruh antar sistem pendidikan
dengan sistem-sistem lainnya yang ada di dalam masyarakat.
Sebagaimana dikemukakan Philiph H. Coombs, ada tiga jenis sumber utama input dari masyarakat bagi sistem pendidikan, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan, tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
2. Penduduk serta tenaga kerja yang tersedia.
3. Ekonomi atau penghasilan masyarakat.
Terhadap ketiga sumber utama input sistem pendidikan tersebut,
dilakukan seleksi berdasarkan tujuan, kebutuhan, efisiensi dan
relevansinya bagi pendidikan. Selain itu, seleksi dilakukan pula atas
dasar nilai dan norma tertentu dengan alasan bahwa pendidikan bersifat
normatif. Hasil seleksi tersebut selanjutnya diambil atau diterima
sebagai input sistem pendidikan.
Input sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
Input mentah (raw input), yaitu peserta didik.
Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik, dll.
Input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca,
situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan.
Berbagai jenis
input pendidikan terseleksi sebagaimana dikemukakan di atas, selanjutnya
akan membentuk komponen-komponen pendidikan atau berbagai sub sistem
pendidikan. Dalam hal ini dilakukan diferensiasi sehingga setiap
komponen memiliki fungsi-fungsi khusus. Namun demikian, karena
pendidikan adalah suatu sistem, maka pelaksanaan fungsi setiap komponen
pendidikan secara keseluruhan diarahkan demi pencapaian tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Philiph H. coombs mengidentifikasi 12 komponen sistem pendidikan, yaitu:
Tujuan dan prioritas. Fungsinya adalah memberikan arah kegiatan sistem.
Peserta didik (siswa). Fungsinya adalah belajar hingga mencapai tujuan pendidikan.
Pengelolaan. Fungsinya adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem.
Struktur dan jadwal. Fungsinya adalah mengatur waktu dan mengelompokan peserta didik berdasarkan tujuan tertentu.
Isi atau kurikulum. Fungsinya adalah sebagai bahan yang harus dipelajari peserta didik.
Pendidik (guru). Fungsinya adalah menyediakan bahan, menciptakan kondisi belajar dan menyelenggarakan pendidikan.
Alat bantu belajar. Fungsinya memungkinkan proses belajar-mengajar sehingga menarik, lengkap, bervariasi, dan mudah.
Fasilitas. fungsinya sebagai tempat terselenggaranya pendidikan.
Pengawasan mutu. Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar
pendidikan (peraturan penerimaan peserta didik, pemberian nilai ujian,
kriteria baku.
Teknologi. Fungsinya mempermudah atau memperlancar pendidikan.
Penelitian. Fungsinya mengembangkan pengetahuan, penampilan sistem dan hasil kerja sistem.
Biaya (ongkos pendidikan). Merupakan satuan biaya untuk
memperlancar proses pendidikan. Fungsinya sebagai petunjuk tingkat
efisiensi sistem.
Paradikma Pendidikan Masa Depan
Dunia pendidikan juga muncul dua problem yang lain yang tidak dapat
dipisah dari problem pendidikan yang telah disebutkan di atas.
Pertama, pendidikan cenderung menjadi sarana stratifikasi sosial. Kedua,
pendidikan sistem persekolahan hanya mentransfer kepada peserta didik
apa yang disebut the dead knowledge, yakni pengetahuan yang terlalu
bersifat text-bookish sehingga bagaikan sudah diceraikan baik dari akar
sumbernya maupun aplikasinya.
Berbagai upaya pembaharuan
pendidikan telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
tetapi sejauh ini belum menampakkan hasilnya. Mengapa kebijakan
pembaharuan pendidikan di tanah air kita dapat dikatakan senantiasa
gagal menjawab problem masyarakat? Sesungguhnya kegagalan berbagai
bentuk pembaharuan pendidikan di tanah air kita bukan semata-mata
terletak pada bentuk pembaharuan pendidikannya sendiri yang bersifat
erratic, tambal sulam, melainkan lebih mendasar lagi kegagalan tersebut
dikarenakan ketergantungan penentu kebijakan pendidikan pada penjelasan
paradigma peranan pendidikan dalam perubahan sosial yang sudah usang.
Ketergantungan ini menyebabkan adanya harapan-harapan yang tidak
realistis dan tidak tepat terhadap efikasi pendidikan.
· October 1, 2012 at 7:44pmby Diani Metasari
Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
Analisis sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat dalam maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
Saling hubungan antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra fungsional dengan komponen lain.
Pendidikan (sistem pendidikan) berada dalam suatu supra sistem, yaitu masyarakat. Selain sistem pendidikan, di dalam masyarakat terdapat pula berbagai sistem lainnya seperti: sistem ekonomi, sistem politik, sistem petahanan dan keamanan, dll. Karena sistem pendidikan merupakan sistem terbuka, maka sistem pendidikan mengambil masukan (input) dari masyarakat dan memberikan hasilnya/luaran (out put) kepada masyarakat. Sistem pendidikan memiliki ketergantungan kepada sistem-sistem lainnya, dan terdapat saling hubungan atau saling pengaruh antar sistem pendidikan dengan sistem-sistem lainnya yang ada di dalam masyarakat.
Sebagaimana dikemukakan Philiph H. Coombs, ada tiga jenis sumber utama input dari masyarakat bagi sistem pendidikan, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan, tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
2. Penduduk serta tenaga kerja yang tersedia.
3. Ekonomi atau penghasilan masyarakat.
Terhadap ketiga sumber utama input sistem pendidikan tersebut, dilakukan seleksi berdasarkan tujuan, kebutuhan, efisiensi dan relevansinya bagi pendidikan. Selain itu, seleksi dilakukan pula atas dasar nilai dan norma tertentu dengan alasan bahwa pendidikan bersifat normatif. Hasil seleksi tersebut selanjutnya diambil atau diterima sebagai input sistem pendidikan.
Input sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
Input mentah (raw input), yaitu peserta didik.
Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik, dll.
Input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan.
Berbagai jenis input pendidikan terseleksi sebagaimana dikemukakan di atas, selanjutnya akan membentuk komponen-komponen pendidikan atau berbagai sub sistem pendidikan. Dalam hal ini dilakukan diferensiasi sehingga setiap komponen memiliki fungsi-fungsi khusus. Namun demikian, karena pendidikan adalah suatu sistem, maka pelaksanaan fungsi setiap komponen pendidikan secara keseluruhan diarahkan demi pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Philiph H. coombs mengidentifikasi 12 komponen sistem pendidikan, yaitu:
Tujuan dan prioritas. Fungsinya adalah memberikan arah kegiatan sistem.
Peserta didik (siswa). Fungsinya adalah belajar hingga mencapai tujuan pendidikan.
Pengelolaan. Fungsinya adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem.
Struktur dan jadwal. Fungsinya adalah mengatur waktu dan mengelompokan peserta didik berdasarkan tujuan tertentu.
Isi atau kurikulum. Fungsinya adalah sebagai bahan yang harus dipelajari peserta didik.
Pendidik (guru). Fungsinya adalah menyediakan bahan, menciptakan kondisi belajar dan menyelenggarakan pendidikan.
Alat bantu belajar. Fungsinya memungkinkan proses belajar-mengajar sehingga menarik, lengkap, bervariasi, dan mudah.
Fasilitas. fungsinya sebagai tempat terselenggaranya pendidikan.
Pengawasan mutu. Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan (peraturan penerimaan peserta didik, pemberian nilai ujian, kriteria baku.
Teknologi. Fungsinya mempermudah atau memperlancar pendidikan.
Penelitian. Fungsinya mengembangkan pengetahuan, penampilan sistem dan hasil kerja sistem.
Biaya (ongkos pendidikan). Merupakan satuan biaya untuk memperlancar proses pendidikan. Fungsinya sebagai petunjuk tingkat efisiensi sistem.
Paradikma Pendidikan Masa Depan
Dunia pendidikan juga muncul dua problem yang lain yang tidak dapat dipisah dari problem pendidikan yang telah disebutkan di atas.
Pertama, pendidikan cenderung menjadi sarana stratifikasi sosial. Kedua, pendidikan sistem persekolahan hanya mentransfer kepada peserta didik apa yang disebut the dead knowledge, yakni pengetahuan yang terlalu bersifat text-bookish sehingga bagaikan sudah diceraikan baik dari akar sumbernya maupun aplikasinya.
Berbagai upaya pembaharuan pendidikan telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi sejauh ini belum menampakkan hasilnya. Mengapa kebijakan pembaharuan pendidikan di tanah air kita dapat dikatakan senantiasa gagal menjawab problem masyarakat? Sesungguhnya kegagalan berbagai bentuk pembaharuan pendidikan di tanah air kita bukan semata-mata terletak pada bentuk pembaharuan pendidikannya sendiri yang bersifat erratic, tambal sulam, melainkan lebih mendasar lagi kegagalan tersebut dikarenakan ketergantungan penentu kebijakan pendidikan pada penjelasan paradigma peranan pendidikan dalam perubahan sosial yang sudah usang. Ketergantungan ini menyebabkan adanya harapan-harapan yang tidak realistis dan tidak tepat terhadap efikasi pendidikan.
Gambling in Casinos - MapYRO
BalasHapusFind Casinos 강원도 출장안마 Near You in San Diego, CA. Search. MapYRO has 양산 출장안마 real-time 안성 출장마사지 traffic updates and road 전라북도 출장안마 conditions – 대전광역 출장샵 from local to state.